Bagaimana aturan menulis judul yang benar dan baku menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan? Apakah semua kata mesti diawali dengan huruf besar? Kata-kata apa saja yang harus ditulis dengan huruf kecil? Bagaimana dengan penulisan kata ulang pada judul artikel dan buku?
Namun, perhatikan, ada kata partikel tertentu yang bisa ditulis dalam judul karangan dengan huruf kecil dan bisa juga dengan huruf kapital.
Kaidah penulisan judul menurut Pedoman Umum EYD: huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Kata tugas adalah kata yang menyatakan hubungan gramatikal yang tidak dapat bergabung dengan afiks (imbuhan), dan tidak mengandung makna leksikal.
Contoh penulisan judul yang baku menurut kaidah EYD:
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Saya berikan contoh lain:
Kita Tidak Akan ke Mana pun
Kata Tidak dan Akan ditulis dengan huruf pertama kapital, bukan huruf kecil.
Kata ulang dalam judul artikel
Bagaimana dengan penulisan kata ulang dalam judul karangan? Apakah semua unsurnya mesti dimulai dengan huruf besar?
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, hanya kata ulang sempurna yang semua unsurnya diawali dengan huruf kapital. Jadi, tidak termasuk kata ulang berubah bunyi dan kata ulang berimbuhan.
Contoh kata ulang sempurna (dwilingga)
Dwilingga disebut juga sebagai kata ulang utuh, sempurna, atau penuh. Misalnya murid-murid, jalan-jalan, partai-partai, samar-samar, masalah-masalah, bukit-bukit, surat kabar-surat kabar, dan buku-buku.
Dengan demikian, judul artikel "Pengesahan Undang-Undang yang Baru" adalah benar, dan bukan dengan Undang-undang.
Contoh kata ulang berubah bunyi
kocar-kacir; gerak-gerik; sayur-mayur; lauk-pauk; kacau-balau; pernak-pernik
Contoh penulisan judul yang benar dengan kata ulang tersebut:
Harga Sayur-mayur di Pasar Naik
Ditulis dengan satu huruf kapital, Sayur-mayur, bukan Sayur-Mayur.
Contoh kata ulang berimbuhan
berjam-jam; berkali-kali; sayur-sayuran; memasak-masak; berguling-guling; tergopoh-gopoh; pukul-memukul; berkejar-kejaran
Contoh penulisan judul dengan kata ulang berimbuhan:
Puluhan Siswa Kejar-mengejar dalam Tawuran
Ditulis dengan satu huruf besar pada Kejar-mengejar, bukan Kejar-Mengejar.
Huruf kecil di judul: partikel, konjungsi, preposisi, interjeksi
Kata-kata yang tergolong sebagai partikel, yaitu konjungsi (kata penghubung), preposisi (kata depan), dan interjeksi (seruan perasaan), ditulis dengan huruf kecil pada judul karangan, kecuali ia terletak di awal judul:
pun; per; demi; si; ala; dari; daripada; di; ke; pada; kepada; terhadap; dan; atau; untuk; yang; dalam; dengan; jika; maka; tapi; meskipun; kendati; walau; kalau; karena; bila; tentang; sebagai; secara; seperti; ialah; agar; supaya; hingga; sejak; ah; oh; deh; dong; kok
akan, soal, dalam, kok
Hati-hati dengan kata-kata bermakna ganda, misalnya kata akan, yang bisa ditulis pada judul dengan huruf kecil dan juga dengan huruf kapital, tergantung artinya.
Bupati Belum Akan Melantik Camat (huruf besar Akan)
Artis yang Lupa akan Orang Tuanya (huruf kecil akan)
Pada contoh kedua itu, kata akan berfungsi sebagai preposisi (kata depan), dengan arti "kepada" atau "terhadap".
Begitu juga halnya dengan kata soal, yang bisa berarti "perkara" dan "naskah ujian" (sehingga ditulis pada judul dengan huruf kapital: Soal) serta "tentang" (sehingga ditulis dengan huruf kecil: soal).
Kata dalam pun demikian, bisa sebagai kata depan dan bisa sebagai kata sifat.
Kata kok sama halnya: sebagai partikel dan sebagai kata tanya "mengapa".
Format penulisan judul berita: huruf kecil
Saya sendiri beberapa tahun terakhir mengubah gaya penulisan judul artikel menjadi berbeda dari yang diatur dalam Ejaan yang Disempurnakan. Saya tidak lagi memakai format "semua kapital" baik pada judul berita di koran maupun judul artikel opini di situs blog. Saya menulis huruf besar hanya untuk kata pertama dan kata-kata yang wajib dikapitalkan, seperti nama orang, nama daerah, nama instansi, kitab suci agama, dsb.
Sebagian media pers nasional dan mancanegara juga menganut aliran penjudulan artikel seperti itu. Memang menjadi lancung, tidak baku, tak menurut aturan main, tapi itulah bahasa jurnalistik—khas dan "sah untuk melanggar aturan".
Tanda baca dalam judul
Pada kesempatan lain saya akan menulis artikel tentang penggunaan tanda-tanda baca dalam judul, seperti tanda tanya, tanda seru, tanda koma, tanda titik, tanda kutip, tanda titik dua, tanda dan (&), tanda kurung, dan juga penulisan huruf miring.
Semoga Bermanfaat, Terima Kasih sudah berkunjung.
0 komentar:
Posting Komentar
BERKOMENTARLAH SESUKA ANDA SELAMA ITU:
NO SARA
NO BULLY
NO POR*O
SAYA LEBIH MENGHARGAI JUNKER DARIPADA SILENT READER.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA.