Banyak orang yang selalu men-judge orang lain yang tidak sepadan dengannya. Ada juga yang tidak men-judge tetapi dalam hatinya menyepelekan orang. Apalagi jika orang itu lebih miskin darinya, lebih bodoh darinya, lebih malas darinya, lebih tak teratur hidupnya daripadanya, dan masih banyak hal lain lagi yang sering kita temukan di muka bumi ini.
Suatu ketika mataku tertuju di depan layar laptopku. Aku melihat ada undangan pernikahan dari salah satu friend di facebookku. Orang itu merupakan orang yang ku kenal yang notabene adalah kakak dai teman dekatku. Orangnya memang cantik dan putih. Kemudian aku berusaha mencari siapa pasangannya. Kata temanku itu, lelaki itu bertempat tinggal di dekat rumahku dahulu. Aku penasaran dan berusaha mencarinya. Setelah lama aku mencari, akhirnya aku menemukan akun facebook lelaki itu. Ku lihat profile picturenya. Sepintas aku seperti mengenalnya. Kemudian aku melihat photonya yang lain. Dan ternyata,,,,,,, dia itu merupakan tetangga dekatku sewaktu aku bertempat tinggal di rumahku yang lama. Aku terkejut!!! Teman dekatku itu sering bercerita kepadaku kalau calon abang iparnya itu merupakan orang yang sukses. Dia adalah salah satu supervisor di perusahaan rokok ternama di Indonesia. Selain itu temanku itu juga bercerita kalau calon abang iparnya itu merupakan orang yang baik dan bertanggung jawab.
Aku pun tercengang. Tak ku sangka tetangga dekatku dahulu (walaupun umur kami jauh berbeda, setidaknya aku masih mengenal dia), sudah sukses seperti sekarang. Aku masih ingat kalau dia adalah anak paling kecil di keluarganya. Dia memiliki kakak perempuan yang dahulu sewaktu aku masih kecil, sering merawat dan menjaga aku sewaktu ayah dan ibuku pergi bekerja. Aku masih ingat waktu aku masih kecil dahulu, aku sering dititipkan di rumah mereka dari pagi sampau sore sewaktu ayah dan ibuku sudah pulang. Bahkan aku masih bisa membayangkan suasana rumah mereka. Sungguh hangat keluarga itu. Mereka sangat baik kepada aku dan keluargaku...
Aku semakin tercengang ketika aku tahu dia bisa keluar dari daerah tempat kami tinggal dahulu. Semua orang sudah tahu kalau tempat tinggal kami dahulu adalah sarang narkoba dan sarang preman. Banyak anak-anak yang setelah bertumbuh dewasa menjadi pecandu narkoba, penjahat, pengedar narkoba, dan hamil di luar nikah. Aku masih membayangkan suasana tempat kami tinggal dahulu. Sangat mengkhawatirkan!!!!
Orang tua laki-laki dari lelaki itu sudah lama meninggal karena suatu penyakit. Aku masih ingat wajah orang tuanya. Aku juga masih ingat wajahnya dahulu ketika dia masih SMA. Sementara aku waktu itu masih SD. Tak terasa sudah sangat lama sekali.
Mereka merupakan keluarga yang sederhana. Tidak kaya dan tidak miskin. Bisa dibilang pas-pasan. Banyak orang dahulu yang menjudge mereka ketika orang tua laki-lakinya meninggal. Dan memang setelah kejadian itu, mereka praktis bergantung kepada ibu mereka. Untung saja kakak-kakaknya sudah bisa mencari uang dengan bekerja. Sakit sekali kehidupan mereka dahulu. Apalagi dia anak yang paling kecil. Belum lagi pergaulan di lingkungannya yang kapan saja bisa menjerumuskannya ke lembah hitam.
Tapi beberapa tahun kemudian, apa yang terjadi??? Lelaki itu sudah menjadi orang yang sukses !!!
Dia sudah bisa membangun rumah untuk ibunya dan membantu kakak dan abang-abangnya. Mungkin dia cuma lulusan universitas swasta, tetapi nasib dan rejeki orang, siapa yang tahu??? Tuhan rupanya berkehendak lain. Sekarang semuanya sudah dimilikinya. Mapan, calon istri yang sangat cantik dan baik, dan sudah bisa membantu ekonomi keluarganya. Salut !!!!
Ingat teman, apapun keadaanmu saat ini, sehancur apapun keadaan itu,
tetaplah berdoa kepada-Nya. Tetaplah berjuang mengejar cita-citamu. Karena menjadi sukses itu merupakan hak setiap orang. Apapun cacian dan makian orang terhadapmu, jadikanlah itu motivasi buatmu. Bakar semangatmu!!! Buktikan kalau kau bisa!!! Buktikan kalau kau bisa jauh lebih sukses dari mereka!!!
Dan buat orang yang suka men-judge orang lain, percayalah suatu saat orang yang kamu judge itu, keadaannya akan jauh lebih baik darimu. Sebab kehidupan itu ibarat roda yang berputar. Dan buat orang yang selalu di judge, jadikanlah masalah itu untuk dapat melihat mukzijat Tuhan dengan lebih nyata.
Pointnya adalah kita sebagai manusia memang sudah seharusnya saling menghargai satu sama lain apapun gelar, kedudukan, suku, budaya, agama atau apapun yang termasuk dalam konteks menyepelekan/merendahkan orang lain. karena menurut saya seburuk-buruknya perilak manusia ialah yang tidak bisa menghargai orang lain. Sekian dan Terima kasih
0 komentar:
Posting Komentar
BERKOMENTARLAH SESUKA ANDA SELAMA ITU:
NO SARA
NO BULLY
NO POR*O
SAYA LEBIH MENGHARGAI JUNKER DARIPADA SILENT READER.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA.